Untuk Bapak Polisi, dari Kami Rakyat Jelata!

Posted by BLOG DOLAN JOGJA (baca: MAEN DI JOGJA)

"Bukan kasar, bukan arogan. Hanya untuk kebaikan."

Kepada Bapak Polisi yang terhormat,
Bila Bapak membaca tulisan ini, mohon dimaklumi. Tulisan ini bukan kami maksudkan untuk menjelekkan Bapak ataupun profesi Bapak. Tulisan ini semata karena kami tahu pentingnya pekerjaan Bapak buat memperkokoh negeri ini. Karena kami tahu, negeri ini butuh didukung oleh Bapak.

Kami juga tahu, kami sendiri belum menjadi seorang warga negara yang sempurna. Setiap profesi yang kami jalani, juga distereotipekan, sama seperti profesi Bapak. Tapi coba tengok sebentar Pak, ini adalah pandangan yang beredar di masyarakat soal Bapak, yang membuat hati kami terus merasa miris.

1. Suka cari-cari

Biarpun kami nggak bersalah, selalu ada aja cara untuk menemukan kesalahan kami. Plat nomer nggak jelas, plat nomer bengkok, helm nggak SNI, salah belok, melanggar jalur, nggak nyalain lampu sein, jalan lebih cepet satu detik dari lampu hijau, dan banyak lagi Pak. Tapi Bapak mbok ya tolong jangan hobi ngumpet di belokan yang gelap gitu Pak. Juga tolong jangan adakan razia di jam sibuk Pak.

2. Korup

Misalnya Bapak udah nemu kesalahan kami, seharusnya Bapak ngeluarin surat tilang. Tapi Bapak atau teman-teman Bapak kok malah ngajakin saya damai sih Pak? Itu nggak baik Pak. Dalam hati, saya justru berharap Bapak menolak pemberian kami Pak.


3. Arogan

Terus ya Pak, kalau kami nolak diajak damai, Bapak atau teman-teman malah menggertak kami. Aduh Pak, sungguh... Saat kami terburu-buru meeting dengan klien kami, atau kami ditunggu orang rumah, jangan dipersulit.

4. Malu-malu tapi mau

Karena kadang kami juga kepepet agar urusan segera selesai, saya dan teman-teman akhirnya mengalah. Tapi, saat di dompet kami hanya ada lima puluh ribu, atau dua puluh ribu, mohon diterima seikhlasnya Pak. Kami sebenarnya lebih senang dengan surat tilang.

5. Selalu terlambat

Lalu ada lagi Pak, yang dikeluhkan teman-teman saya. Katanya, saat dibutuhkan di situasi mendesak, polisi di Indonesia datangnya lama. Saya juga heran, sebenarnya apa sih Pak yang membuat Bapak dan teman-teman lama saat otw? Apakah karena jalanan macet? Kasihan korbannya Pak, keburu kehilangan nyawa atau hartanya.

Saya juga heran Pak, saat kami mengadukan perkara, kenapa kesannya hanya dicatat saja tanpa ada tindak lanjut? Saya masih ingat dengan jelas waktu ayah saya dirampok beberapa tahun lalu. Kami mengadu, melaporkan ciri-ciri pelaku. Tapi hingga kini tak ada kejelasan kasus tersebut. Sekalipun, kami nggak pernah menerima kabar dari Kepolisian. Sebenarnya, diproses nggak sih Pak pengaduan kami?

6. Kejam


Entah benar atau tidak ya Pak, tapi dari beberapa bacaan yang pernah kami baca, Bapak kalau sedang menginterogasi kadang pakai kekerasan. Bener nggak sih Pak? Cuma nanya lho Pak ini saya.

7. Penyalahgunaan wewenang

Lalu nih Pak, kabarnya juga sering terjadi penyalahgunaaan wewenang. Biasanya itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Saya jadi bingung Pak, sebenernya Bapak dan kawan-kawan ini mafia atau polisi sih Pak? Rada-rada nggak jelas bedanya. Mungkin saya perlu ganti kacamata ya Pak? Yang saya sedihkan, mungkin bukan Bapak yang melakukan hal ini, tapi teman-teman Bapak. Tapi akhirnya, Bapak kena getahnya imagenya jadi ikutan jelek. Sedih kan Pak?

8. Abu-abu

Pak, belakangan masyarakat heboh lho soal konflik KPK dan Polri. Para tukang parkir dan sopir angkot yang biasa ngetem di depan rumah saya ramai-ramai bergosip soal Bapak.
Image polisi yang seharusnya netral menjadi seolah polisi memihak kepada kepentingan politik tertentu.
Stereotipe ini Pak, juga diperkuat dengan adanya banyak kasus yang mereka sebut tidak tuntas diungkapkan kepolisian hingga kini. Contohnya aja kasus Munir dan kasus 1998. Saya nggak bisa komentar mendengarkan percakapan mereka, Pak.

9. Kerjanya Nggak Tepat Sasaran

Kalau yang ini Pak, keluhan dari teman-teman saya. Saat ada kemacetan, bukannya Bapak mengurai kemacetan itu, tapi malah bikin razia. Yang terus terang, mereka juga ragu kalau razia itu berujung pada surat tilang atau uang damai. Sekadar saran sih Pak, mungkin lain kali kalau memang situasinya macet, tolong diuraikan dulu Pak. Anggap saja Bapak kasihan sama planet bumi ini dan anak cucu Bapak di masa depan, Pak. Asap kendaraan yang macet itu penyumbang kerusakan ozon yang terbesar lho Pak. Kan kasihan kalau anak cucu Bapak nanti harus hidup di Bumi yang semakin panas.

10. Pekerja keras


Pak, semoga Bapak masih belum marah membaca sampai di sini. Buat saya Pak, meskipun di semua daerah selalu ada oknum yang tidak menyenangkan tapi selalu ada juga figur polisi yang Baik. Saya paling salut sama Pak Polisi yang rela berpanas-panas pakai masker untuk mengatur kemacetan. Bagian forensik dan investigasi juga pasti lebih menuntut dedikasi yang lebih karena tidak semua orang sanggup mengerjakan tugas yang sehari-hari ditemui kedua divisi itu. Salut saya Pak!

11. Serius dan Disiplin

Pak.. Masih nggak marah kan? Senyum dong!
Kalau Bapak nggak senyum, wajar dong kalau saya nulis stereotipe serius dan disiplin? Itu hal baik kan Pak? Atau karena Bapak nggak bisa diajak bercanda sih Pak?
Tapi saya punya teman yang juga berkarir di Kepolisian. Aslinya anaknya gokil Pak, dan tetep gokil sampai sekarang. Bapak jaga image ya? Gak apa-apa deh Pak kalau Bapak jaga image. Serius dan disiplin saat bertugas itu memang diperlukan kok Pak!

12. Sehat


Pak, maaf, ini buat adek-adek Bapak yang tinggi dan gagah itu lho Pak. Sama buat para polwan cantik itu Pak. Duh, seger-seger. Apa rahasia mereka biar seger gitu sih Pak? Temen saya nanya lho Pak, beneran. Dan mereka bakal gembira ria kalau dikasih tau. Maklum Pak, banyak yang gagal diet.

13. Cantik!


Uhuk! Maaf Pak, yang ini bukan buat Bapak sih sebenarnya. Tapi teman saya ngotot stereotipe ini dimasukkan. Soalnya dia suka banget lihat polwan-polwan berseragam yang cantik dan hobi wara-wiri di berita. Ini nih Pak, yang sering memberi angin segar buat masyarakat. Para polisi wanita yang berseragam itu menurut kami bisa membuat figur polisi jadi lebih dekat dengan masyarakat. Bener nggak sih Pak?

*Tapi kok cuma Polwan cantik sih Pak? Polisi gantengnya kapan?*

Saya rasa curahan hati ini cukup sampai di sini ya Pak. Semoga Bapak tidak marah. Apapun stereotipe yang melekat terhadap Bapak dan teman-teman Bapak, kami percaya semuanya masih dalam proses untuk menjadi lebih baik. Kehadiran Bapak dan teman-teman dibutuhkan di negeri ini. Apalagi saat banyak banget tindak kriminal terjadi seperti saat ini. Sungguh Pak, kami butuh Bapak.

Meski ada banyak stereotipe yang kami tulis, kami ingat kok Pak kalau tidak semua polisi seperti itu. Namun jika ada, para pembaca tentu membenci oknumnya. Para pembaca sebisa mungkin akan berusaha tidak membenci kesatuannya. Sebab kami juga tau, oknum-oknum inilah saja yang layak dibenci karena telah membuat nama institusi kepolisian rusak.

Merekalah yang membentuk stereotipe bagi keseluruhan lembaga kepolisian, dan kami sedih dengan stereotipe ini. Semoga ya, Pak, kepolisian Indonesia bisa menjadi makin baik dari hari ke hari. *Amin*

Related Post



Posting Komentar