"Bukan kasar, bukan arogan. Hanya untuk kebaikan."
Kepada Bapak Polisi yang terhormat,
Bila Bapak membaca tulisan ini, mohon dimaklumi. Tulisan ini bukan kami
maksudkan untuk menjelekkan Bapak ataupun profesi Bapak. Tulisan ini
semata karena kami tahu pentingnya pekerjaan Bapak buat memperkokoh
negeri ini. Karena kami tahu, negeri ini butuh didukung oleh Bapak.
Kami juga tahu, kami sendiri belum menjadi seorang warga negara yang
sempurna. Setiap profesi yang kami jalani, juga distereotipekan, sama
seperti profesi Bapak. Tapi coba tengok sebentar Pak, ini adalah
pandangan yang beredar di masyarakat soal Bapak, yang membuat hati kami
terus merasa miris.
1. Suka cari-cari
Biarpun kami nggak bersalah, selalu ada aja cara untuk menemukan
kesalahan kami. Plat nomer nggak jelas, plat nomer bengkok, helm nggak
SNI, salah belok, melanggar jalur, nggak nyalain lampu sein, jalan lebih
cepet satu detik dari lampu hijau, dan banyak lagi Pak. Tapi Bapak mbok
ya tolong jangan hobi ngumpet di belokan yang gelap gitu Pak. Juga
tolong jangan adakan razia di jam sibuk Pak.
2. Korup
Misalnya Bapak udah nemu kesalahan kami, seharusnya Bapak ngeluarin
surat tilang. Tapi Bapak atau teman-teman Bapak kok malah ngajakin saya
damai sih Pak? Itu nggak baik Pak. Dalam hati, saya justru berharap
Bapak menolak pemberian kami Pak.
3. Arogan
Terus ya Pak, kalau kami nolak diajak damai, Bapak atau teman-teman
malah menggertak kami. Aduh Pak, sungguh... Saat kami terburu-buru
meeting dengan klien kami, atau kami ditunggu orang rumah, jangan
dipersulit.
4. Malu-malu tapi mau
Karena kadang kami juga kepepet agar urusan segera selesai, saya dan
teman-teman akhirnya mengalah. Tapi, saat di dompet kami hanya ada lima
puluh ribu, atau dua puluh ribu, mohon diterima seikhlasnya Pak. Kami
sebenarnya lebih senang dengan surat tilang.
5. Selalu terlambat
Lalu ada lagi Pak, yang dikeluhkan teman-teman saya. Katanya, saat
dibutuhkan di situasi mendesak, polisi di Indonesia datangnya lama. Saya
juga heran, sebenarnya apa sih Pak yang membuat Bapak dan teman-teman
lama saat otw? Apakah karena jalanan macet? Kasihan korbannya Pak,
keburu kehilangan nyawa atau hartanya.
Saya juga heran Pak, saat kami mengadukan perkara, kenapa kesannya hanya
dicatat saja tanpa ada tindak lanjut? Saya masih ingat dengan jelas
waktu ayah saya dirampok beberapa tahun lalu. Kami mengadu, melaporkan
ciri-ciri pelaku. Tapi hingga kini tak ada kejelasan kasus tersebut.
Sekalipun, kami nggak pernah menerima kabar dari Kepolisian. Sebenarnya,
diproses nggak sih Pak pengaduan kami?
6. Kejam
Entah benar atau tidak ya Pak, tapi dari beberapa bacaan yang pernah
kami baca, Bapak kalau sedang menginterogasi kadang pakai kekerasan.
Bener nggak sih Pak? Cuma nanya lho Pak ini saya.
7. Penyalahgunaan wewenang
Lalu nih Pak, kabarnya juga sering terjadi penyalahgunaaan wewenang.
Biasanya itu untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Saya jadi bingung
Pak, sebenernya Bapak dan kawan-kawan ini mafia atau polisi sih Pak?
Rada-rada nggak jelas bedanya. Mungkin saya perlu ganti kacamata ya Pak?
Yang saya sedihkan, mungkin bukan Bapak yang melakukan hal ini, tapi
teman-teman Bapak. Tapi akhirnya, Bapak kena getahnya imagenya jadi
ikutan jelek. Sedih kan Pak?
8. Abu-abu
Pak, belakangan masyarakat heboh lho soal konflik KPK dan Polri. Para
tukang parkir dan sopir angkot yang biasa ngetem di depan rumah saya
ramai-ramai bergosip soal Bapak.
Image polisi yang seharusnya netral menjadi seolah polisi memihak kepada kepentingan politik tertentu.
Stereotipe ini Pak, juga diperkuat dengan adanya banyak kasus yang
mereka sebut tidak tuntas diungkapkan kepolisian hingga kini. Contohnya
aja kasus Munir dan kasus 1998. Saya nggak bisa komentar mendengarkan
percakapan mereka, Pak.
9. Kerjanya Nggak Tepat Sasaran
Kalau yang ini Pak, keluhan dari teman-teman saya. Saat ada kemacetan,
bukannya Bapak mengurai kemacetan itu, tapi malah bikin razia. Yang
terus terang, mereka juga ragu kalau razia itu berujung pada surat
tilang atau uang damai. Sekadar saran sih Pak, mungkin lain kali kalau
memang situasinya macet, tolong diuraikan dulu Pak. Anggap saja Bapak
kasihan sama planet bumi ini dan anak cucu Bapak di masa depan, Pak.
Asap kendaraan yang macet itu penyumbang kerusakan ozon yang terbesar
lho Pak. Kan kasihan kalau anak cucu Bapak nanti harus hidup di Bumi
yang semakin panas.
10. Pekerja keras
Pak, semoga Bapak masih belum marah membaca sampai di sini. Buat saya
Pak, meskipun di semua daerah selalu ada oknum yang tidak menyenangkan
tapi selalu ada juga figur polisi yang Baik. Saya paling salut sama Pak
Polisi yang rela berpanas-panas pakai masker untuk mengatur kemacetan.
Bagian forensik dan investigasi juga pasti lebih menuntut dedikasi yang
lebih karena tidak semua orang sanggup mengerjakan tugas yang
sehari-hari ditemui kedua divisi itu. Salut saya Pak!
11. Serius dan Disiplin
Pak.. Masih nggak marah kan? Senyum dong!
Kalau Bapak nggak senyum, wajar dong kalau saya nulis stereotipe serius
dan disiplin? Itu hal baik kan Pak? Atau karena Bapak nggak bisa diajak
bercanda sih Pak?
Tapi saya punya teman yang juga berkarir di Kepolisian. Aslinya anaknya
gokil Pak, dan tetep gokil sampai sekarang. Bapak jaga image ya? Gak
apa-apa deh Pak kalau Bapak jaga image. Serius dan disiplin saat
bertugas itu memang diperlukan kok Pak!
12. Sehat
Pak, maaf, ini buat adek-adek Bapak yang tinggi dan gagah itu lho Pak.
Sama buat para polwan cantik itu Pak. Duh, seger-seger. Apa rahasia
mereka biar seger gitu sih Pak? Temen saya nanya lho Pak, beneran. Dan
mereka bakal gembira ria kalau dikasih tau. Maklum Pak, banyak yang
gagal diet.
13. Cantik!
Uhuk! Maaf Pak, yang ini bukan buat Bapak sih sebenarnya. Tapi teman
saya ngotot stereotipe ini dimasukkan. Soalnya dia suka banget lihat
polwan-polwan berseragam yang cantik dan hobi wara-wiri di berita. Ini
nih Pak, yang sering memberi angin segar buat masyarakat. Para polisi
wanita yang berseragam itu menurut kami bisa membuat figur polisi jadi
lebih dekat dengan masyarakat. Bener nggak sih Pak?
*Tapi kok cuma Polwan cantik sih Pak? Polisi gantengnya kapan?*
Saya rasa curahan hati ini cukup sampai di sini ya Pak. Semoga Bapak
tidak marah. Apapun stereotipe yang melekat terhadap Bapak dan
teman-teman Bapak, kami percaya semuanya masih dalam proses untuk
menjadi lebih baik. Kehadiran Bapak dan teman-teman dibutuhkan di negeri
ini. Apalagi saat banyak banget tindak kriminal terjadi seperti saat
ini. Sungguh Pak, kami butuh Bapak.
Meski ada banyak stereotipe yang kami tulis, kami ingat kok Pak kalau
tidak semua polisi seperti itu. Namun jika ada, para pembaca tentu
membenci oknumnya. Para pembaca sebisa mungkin akan berusaha tidak
membenci kesatuannya. Sebab kami juga tau, oknum-oknum inilah saja yang
layak dibenci karena telah membuat nama institusi kepolisian rusak.
Merekalah yang membentuk stereotipe bagi keseluruhan lembaga kepolisian,
dan kami sedih dengan stereotipe ini. Semoga ya, Pak, kepolisian
Indonesia bisa menjadi makin baik dari hari ke hari. *Amin*
Home » yogyakarta » Untuk Bapak Polisi, dari Kami Rakyat Jelata!
Untuk Bapak Polisi, dari Kami Rakyat Jelata!
Posted by BLOG DOLAN JOGJA (baca: MAEN DI JOGJA)
Posting Komentar